Indonesia bebas dari penjajahan sejak 1945 ! Kebebasan manis yang dikaruniakan Tuhan melalui perjuangan keras para Pahlawan Indonesia. Bulan november pada tanggal 10 merupakan momen hari Pahlawan Indonesia yang di peringati oleh bangsa ini. Menjadi Phalwan bukan persoalan mudah, pahlawan tidaklah disebut pahlawan saat ia memulai perjuangannya. Beberapa orang pahlawan bahkan disebut sebagai pahlawan saat mereka sudah tiada.
Banyak orang bilang kalau Indonesia memang sudah bebas dari penjajahan secara fisik, namun masih terjajah secara ekonomi. Mungkin maksud dari istilah “penjajahan politik” adalah Indonesia tidak cukup mandiri untuk mengembangkan perekonomiannya. Agar kita semua mudah mengerti, beberapa data berikut akan sangat membantu
1. Hutang Luar Negeri Indonesia (Pemerintah dan Swasta) sebesar dua ribu lima ratus trilyun rupiah (Rp 2.500.000.000.000.000) diantaranya dibuat selama 5 tahun pemerintahan SBY sebesar Rp 300-an triliun. Bunga dan cicilan pokok Rp 450 trilyun.
Coba anda perhatikan tren hutang luar negeri yang terus meningkat selama 6 tahun terakhir ! Hutang luar negeri Indonesia di dominasi oleh Mata uang USD.
2. Sebanyak 85% kekayaan migas, 75% kekayaan batubara, 50% lebih kekayaan perkebunan dan hutan dikuasai modal asing. Hasilnya 90% dikirim dan dinikmati oleh negara-negara maju.
3. Beberapa tahun terakhir ini kita impor 1,6 juta ton gula, 1,8 juta ton kedelai, 1,2 juta ton jagung, 1 juta ton bungkil makanan ternak, 1,5 juta ton garam, 100 ribu ton kacang tanah, bahkan pernah mengimpor sebanyak 2 juta ton beras. Pastinya ada yang salah dengan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia menyangkut sektor pertanian. Pasti juga ada agen kapitalis yang bermain di balik penindasan yang terjadi terhadap para petani Indonesia ini.
4. Sampai saaat ini kebutuhan daging sapi nasional sekitar 400 ribu ton(1,8 ekor sapi).dari jumlah tsb baru bisa dipenuhi lk 65%. kekurangannya diimpor dari AS,AUSTRALIA,SELANDIA BARU, KANADA, IRLANDIA, BRAZIL. Pemerintah mencanangkan swasembada daging sapi thn 2014. tapi yang terjadi sejak tahun lalu adalah serbuan daging sapi impor, sapi siap potong impor, daging sapi beku impor yang menghantam usaha peternakan rakyat. Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) mengatakan kuota impor sebanyak 26.000 ton pada semester I/2012 terserap habis oleh pasar meskipun pada paruh pertama tahun ini tidak ada hari besar keagamaan. Melihat angka itu, pemerintah semestinya menambah kuota impor pada semester II/2012. Menurut Thomas, sisa kuota sebanyak 8.300 ton daging sapi beku tidak akan cukup memenuhi kebutuhan semester II apalagi ada momen Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
Nah, fakta – fakta di atas dipaparkan agar anda semua tahu seberapa besar Indonesia masih bergantung pada pihak asing. Ketergantungan secara ekonomi bukan saja berpengaruh pada iklim ekonomi di Indonesia, namun juga bisa merambah hingga kebijakan – kebijakan politik yang dibut antar negara. Bayangkan bila negara asing tiba – tiba menarik diri dari Indonesia, sudah pasti kondisi ekonomi akan goyah dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Pertanyaan yang kemudian timbul di benak anda saat ini pastinya adalah “Loh, buat apa sih Indonesia perlu berhutang ?” Pemanfaatan Hutang luar Negeri saat ini difokuskan terutama pada bidang pembangunan infrastruktur dan energi. Jadi hutang luar negeri yang segitu besarnya dialokasikan untuk membangun infrastruktur seperti jalan tol, jalan layang, pembebasan lahan buat daerah – daerah yang penuh kemacetan serta memenuhi kebutuhan energi yang luar biasa besar bagi bangsa ini.
Kalau kita mau jujur terhadap diri sendiri, gaya hidup masyarakat merupakan salah satu penyebab terjadinya penjajahan ekonomi ini. Terlepas dari kebijakan kerja sama pemerintah dengan pihak asing, coba perhatikan penggunaan energi yang anda habiskan setiap hari. Apakah anda suda cukup save energy ? bagaimana dengan penggunaan lampu di rumah ? pemanfaatan bahan bakar kendaraan ? anda bisa jawab sendiri.
Nah, dengan fakta seperti di atas apa yang bisa kita lakukan untuk membebaskan Indonesia dari ketergantungan terhadap pihak asing ? Ibaratnya kondisi ini adalah “penjajahan Ekonomi” maka apa yang bisa kita lakukan merupakan tindakan patriotik untuk membebaskan penjajahan ekonomi di Bangsa ini. Perjuangan kita saat ini harusnya lebih enteng dibandingkan para pejuang masa dulu, kita tidak dituntut mengeluarkan darah untuk mati bagi bangsa ini. Yang bisa kita lakukan di antaranya :
1. Ubah pola hidup anda menjadi “Green Living” sehingga kebutuhan energi di negara ini akan lebih berkurang.
2. Kembangkan jiwa entreprenurship sehingga semakin banyak bisnis lokal yang berkembang di Indonesia. Bila bisnis lokal bisa semakin kuat bahakan memiliki produk yang mampu di ekspor, negara akan sangat terbantu.
3. Berinvestasilah. Menabung saja tidak cukup. Bila anda melakukan investasi pada instrumen lokal seperti saham, reksa dana dan obligasi pemerintah maka kekuatan modal lokal akan semakin kuat. Dengan menguatnya kekuatan modal lokal maka persentase modal asing di Indonesia bisa dikurangi di kemudian hari.
Pilihan di tangan anda, ingin menjadi ‘pahlawan’ bagi perekonomian Indonesia ? Atau ingin generasi penerus bangsa ini semakin terjajah secara ekonomi.
Ditulis oleh Robin - @beanpedia