Saudara, tahu wiper mobil? Itu adalah alat di mobil untuk membersihkan kaca mobil dari kotoran. Alat ini begitu penting, apalagi saat hujan. Tanpa wiper mobil, maka mobil akan kehilangan arah dan bisa nabrak. Perjalanan kita sebagai hamba Tuhan juga memiliki jalan yang penuh dengan tantangan dan hambatan, dan seringkali kita membutuhkan wiper untuk membersihkan kotoran-kotoran di hidup kita sehingga kita dapat kembali melihat dengan jelas jalan hidup kita sebagai hamba Tuhan.
Berapa banyak hamba-hamba Tuhan yang awalnya masuk sekolah teologi dengan hati yang tulus, namun sekarang hanya digerakkan oleh fulus? Berapa banyak hamba Tuhan yang saat ini sibuk melayani untuk mendapatkan posisi dan prestasi dibandingkan mengerjakan misi? Berapa banyak Hamba Tuhan yang sikut sana sikut sini karena iri hati?
Saudara, ketika fokus hamba Tuhan sudah tidak jelas, mengaburkan identitas, maka akan mengaburkan seluruh aktivitas yang dilakukan. Bagaimana Paulus melihat fokus dirinya sebagai hamba Tuhan ? Mari kita sama - sama belajar dari Filipi 3 : 1 - 11.
Penjelasan
- Filipi adalah kota pertama di Eropa yang Paulus kunjungi setelah ia melewati Laut Aegea dari Troas.
- Paulus sedang di penjara saat menuliskan surat Filipi (1:7, 13,16).
- Dari beberapa referensi seperti internal kitab Filipi tentang penggambaran ‘seluruh istana’ (1:13) dan ‘istana Caesar’ (4:22), dan referensi dari Marcion (Uskup abad 1), Paulus menulis kitab Filipi di Roma (A.D. 60-62), sama dengan penulisan surat Efesus, Kolose, dan Filemon.
- Di ayat 1b, Paulus “menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.” Paulus menjelaskan melakukan ini adalah pelayanan yang penuh sukacita, suatu pekerjaan yang menyenangkan.
- Frasa “memberi kepastian kepadamu” diambil dari Yun. ὑμῖν δὲἀσφαλέςyang artinya “bagi kamu ini ajaran yang aman untuk kamu (jemaat Filipi ikuti). Paulus memposisikan dirinya sebagai safeguard bagi jiwa-jiwa di Filipi.
- Saudara, dari bagian ini kita dapat belajar bahwa sebagai hamba Tuhan, kita juga sebagai safeguard bagi orang-orang yang kita layani. Seringkali membuat kita cape melayani mereka (apalagi mereka yang bandel), tetapi kita belajar dari Paulus yang melakukannya bukan sebagai beban tetapi sebagai sukacita karena dipercaya sebagai safeguard.
- Apa yang terjadi di jemaat Filipi?
- Adanya para pengajar yang melayani demi kepentingan sendiri (1:15-17),
- ada juga yang bertikai antar jemaat yang mengancam keesaan gereja (4:2),
- ada para pengajar palsu dengan ajaran yang merupakan seteru salib Kristus (3:2,3,18,19).
- Sebagian dari jemaat pun harus berjuang untuk memperoleh pangan dan papan (4:19).
- Penganiayaan terjadi di luar dan berbagai masalah terjadi di dalam.
- Kalau boleh saya simpulkan ada 2 kata penting di dalam jemaat Filipi, yaitu rejoice dan selfishness(pementingan diri sendiri). Ketika mementingkan diri sendiri muncul di dalam jemaat Tuhan maka akan kehilangan sukacita yang sejati.
- Paulus berkata di dalam ayat yang ke 2, “hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu.” Kata “hati-hati” diambil dari kata Yun. Βλέπετε diulang 3x, dan ditambah dengan akusatif kata benda. Paulus memberikan ekspresi retorika yang mendalam mengenai problem ini yang perlu diperhatikan bagi jemaat-jemaat di Filipi. Disini Paulus tidak banyak kesan menggerakkan jemaat Filipi untuk melawan mereka tetapi lebih kepada mengenal, mempelajari mereka, dan menghindari kepercayaan mereka dan praktek-praktek ibadah mereka. Gordon Fee (Ahli PB) berkata orang-orang ini juga adalah orang-orang yang ada di antara mereka.
- Dalam kebudayaan Yahudi, anjing adalah binatang yang najis yang merujuk kepada kaum gentiles. Dari ketiga jenis orang yang Paulus katakan, dapat disimpulkan bahwa Paulus sedang menunjuk kepada 1 kelompok orang yaitu: Judaizer (orang-orang Kristen Yahudi yang memaksa orang-orang Kristen melakukan hukum Yahudi.
- Kata penyunat-penyunat palsu bukan sekadar penyunat biasa, tetapi mutilator, jadi seperti nabi-nabi Baal yang menyiksa dirinya saat penyembahan kepada allahnya, dan ini merupakan kekejian bagi Tuhan.
KENAL TUHAN
- Di ayat yang ke-3 Paulus menjelaskan bukan mereka tetapi “kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.”
- Paulus mengerti bahwa Tuhan sebagai inisiator dalam memilih kita menjadi orang-orang pilihan-Nya yang beribadah kepada Allah dan hanya bermegah dalam Kristus Yesus. Semua karena inisiatif Allah.
- Bagaimana Paulus bisa melihat bahwa “pengenalan akan Tuhan” itu paling berharga? Ay. 9: “bukan dengan kebenaranku sendiri tetapi kebenaran yang Allah anugerahkan.” Paulus telah mendapati dirinya mendapat anugerah Allah yang luar biasa.
- Dapat mengenal, melayani Kristus adalah sukacita yang tertinggi yang dirasakan oleh Paulus. Paulus sadar betul dia ini hanya siapa di hadapan Tuhan, hanya ciptaan yang kecil yang dapat anugerah untuk mengenal dan melayani sang pencipta yang begitu besar.
- Pengenalan bukan sekedar pengenalan biasa, pengenalan secara pribadi. Di ayat ke-8, Paulus berkata: “pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku.” Kata “Tuhanku” begitu personal.
- Bahkan di ay. 10, Paulus menyatakan tujuan hidupnya dan fokus utama yaitu: “mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”
- Bukan hanya sekedar mengenal berhenti di pengetahuan (kognitif), tetapi Paulus juga mengalami Tuhan di dalam hidup-Nya. Hatinya adalah hati Tuhan, kehendaknya adalah kehendak Tuhan.
- Fokus Paulus jelas: Paulus makin kenal dan makin mengalami Tuhan, dalam seluruh pelayananya difokuskan supaya ia maupun orang-orang yang dilayaninya makin kenal Tuhan.
- Saudara, saat praktik 1 tahun ini sering kali saya kehilangan fokus dalam panggilan saya menjadi hamba Tuhan, sering kali jadwal pelayanan yang ada, serta tanggung jawab mengikis fokus utama saya untuk mengenal dan memperkenalkan Tuhan. Saya cuma sibuk kerjain program, tanpa bertanya Tuhan sebenarnya mau apa ya dari yang saya kerjakan. Ada kalanya kotbah yang saya lakukan, saya rasa sendiri kering. Namun, perenungan ini mengingatkan fokus saya untuk mengenal Tuhan dan memperkenalkan Tuhan.
- Perenungan:
- Apa yang jadi fokus kita saat ini baik di dalam studi di tempat ini maupun saat kita melayani? Apakah kerinduan kita masih sama seperti saat kita baru pertama kali masuk ke tempat ini untuk makin kenal Tuhan lebih dalam? Atau fokus kita sudah melenceng, buru-buru ingin cepat lulus, atau ada suatu agenda pribadi yang kita simpan di dalam hati kita yang kita kejar saat ini.
- JI Packer berkata: “Kita bisa mengetahui banyak hal tentang kesalehan tanpa mengenal Allah? Artinya adalah kita dapat saja mengetahui cara-cara untuk hidup saleh sebagai contoh cara-cara untuk berdoa, cara-cara berpuasa, dan cara-cara untuk memberi persembahan namun kita tidak memahami esensi kita berdoa, berpuasa dan memberikan persembahan. Kita bisa saja melakukan hal-hal rohani tanpa memahami esensi dasarnya yaitu untuk memuliakan Allah dan berelasi dengan Allah. Kesalehan tanpa Allah di dalamnya adalah hal kosong dan sia-sia.”
- Ciri-ciri orang yang mengenal Allah:
- Memiliki Hasrat yang besar untuk berelasi pribadi dengan Allah
- Memiliki Rasa Kagum yang besar dengan Allah
- Memiliki Keberanian yang besar bagi Allah
- Memiliki Kepuasan yang besar di dalam Allah
- Paulus punya relasi pribadi dengan Tuhan, bagaimana relasi pribadi kita dengan Tuhan saat ini?
KENAL DIRI – TAU DIRI
- Ketika Saudara di mobil punya wiper, dan S kasi tau fungsinya untuk membersihkan kotoran dan air. Namun seandainya wiper bisa bicara trus dia bilang gam au, saya mau jadi pajangan aja. S, wiper ini tidak kenal dirinya dan ga tau diri bukan.
- Saudara, demikian juga kita semakin kita mengenal Tuhan, pencipta kita, kita akan makin kenal siapa diri kita (karena dia yang paling tahu kita). Semakin kita mengenal Allah, akan semakin rendah hatilah kita karena manusia mengenal fungsi dan posisinya sebagai ciptaan.
- Fokusnya jadi anak Tuhan bukan lagi tentang si AKU tetapi TUHAN. Namun Judaizer-Judaizer ini adalah orang yang menekankan Status dan Prestasi pribadi.
- Ketika Paulus kenal Tuhan maka Paulus semakin mengenal dirinya dengan utuh. Setidaknya ada 7 hal yang Paulus sampaikan kepada Judaizer ini (4 status, dan 3 prestasi). Status:
- disunat pada hari kedelapan (menekankan keyahudian
- dari bangsa Israel,
- dari suku Benyamin (termasuk di dalam Israel Selatan yang diangkut ke Babel tanpa mengalami kawin campur)
- orang Ibrani asli (anak Ibrani dari orang Ibrani: tidak dipengaruhi oleh helenisme)
- Prestasi:
- tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
- tentang kegiatan aku penganiaya jemaat,
- tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
- Kemudian Paulus berkata bahwa apa yang dulunya penting bagi Paulus, baik status maupun prestasi, sekarang Paulus anggap rugi karena Kristus.
- Paulus melanjutkan, “malahan segala sesuatu,” bukan hanya 4 status dan 3 prestasi masa lalunya tetapi segala sesuatu yang dia punya saat itu seperti kebanggaannya sebagai rasul Kristus, gereja-gereja yang dibangunnya, serta surat-surat yang ditulisnya dianggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus.
- Paulus juga menyebut hal-hal yang telah ia lepaskan seperti sampah (kotoran binatang)
- Seakan-akan Paulus berkata: “Apabila hidup saya tidak seperti yang Tuhan mau maka aku tidak berguna (seperti kotoran binatang).”
- Paulus kenal dirinya ada karena anugerah Tuhan, dan ketika ia kenal Tuhan, kenal diri, maka tau diri.
- Paulus sadar dirinya bukan pusat dari hidupnya, Paulus sadar dirinya hanyalah orang yang hina, yang kotor, yang sebenarnya tidak layak mendapat anugerah untuk mengenal Tuhan. Di awal-awal pelayanannya, Paulus berkata: “Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.” 1 Kor. 15:9. Di tengah-tengah masa dia melayani, Paulus berkata: “Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,” Ef. 3:8 Di akhir hidupnya, Paulus berkata: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” 1 Tim. 1:15 Paulus sadar dirinya hanyalah hamba Tuhan, yang mendapat anugerah Tuhan.
Kisah Seorang Misionaris
CT Studd lahir di Inggris dari keluarga nyaman dan kaya. Pada saat C.T. berusia 16 tahun, ia telah menjadi pemain kriket dan pada usia 19 dia adalah kapten tim di Eton College. Sementara di Eton, setahun setelah ayahnya bertobat kepada Kristus melalui pemberitaan DL Moody tahun 1877, CT dan kedua saudaranya diselamatkan ketika seorang pengkhotbah mengunjungi dan tinggal bersama keluarganya selama liburan musim panas.
Namun, enam tahun berikutnya dihabiskan dalam keadaan murtad, dimana CT kembali mengasihi dirinya sendiri dan cintanya kepada Kristus secara bertahap digantikan oleh kasih untuk hal-hal yang ada di dunia. CT terus menerima pendidikan istimewa di Trinity College, Cambridge di mana ia juga diakui sebagai pemain kriket yang luar biasa. Pada umur 20, ia terpilih untuk bermain dalam tim nasional Inggris pada 1882 yang pada saat itu kalah dari Australia dimana rivalitas antara kedua negara ini terkenal dengan tradisi “Abu”.
Musim dingin berikutnya ia tur Australia dengan tim Inggris merebut piala juara, tetapi pada 1884 saudaranya George mengalami sakit serius dan ini menyebabkan CT untuk benar-benar mempertanyakan apa yang harus dia lakukan untuk kekekalan. Setelah merenungkan seluruh hidupnya dan prioritasnya, dia sampai kepada kesimpulan, “Aku tahu kriket tidak akan untuk selama-lamanya, dan kehormatan tidak akan bertahan, dan tidak ada di dunia ini akan bertahan, fana. Tetapi hidup itu akan bernilai ketika kita hidup untuk dunia yang akan datang.”
Setelah mendengar D.L. Moody, Tuhan tidak hanya memulihkan sukacita keselamatan, tapi CT mulai berbagi iman dengan teman-temannya dan sesama pemain kriket. CT menikmati menginjili dalam lingkaran teman-tamannya sendiri sampai dia mendengar seorang misionaris berbicara tentang kebutuhan pekerja di Cina, ia menjadi semakin “tertawan” oleh panggilan Kristus untuk membawa injil kepada mereka yang belum pernah mendengar tentang nama Yesus.
Tiga tahun setelah tiba di Cina, CT menikah dengan seorang misionaris muda dari Irlandia, Priscilla. Ia melangsungkan pelayanannya di China 15 tahun, Bersama-sama, CT dan Priscilla melayani Tuhan di China dengan total sepuluh tahun sampai pada tahun 1894, setelah menderita banyak kesulitan, kesehatan yang buruk memaksa mereka untuk kembali ke Inggris. Kemudian ke India 6 tahun, setelah itu ke Afrika Tengah.
Bagi CT, itu adalah masalah ketaatan kepada panggilan Allah sehingga dia meninggalkan istri dan empat anak perempuan di Inggris, CT berlayar ke Sudan di jantung Afrika pada tahun 1910, usia 48. CT mendirikan Heart of Africa Mission dan ketika ditantang tentang mengapa dia siap untuk menjalani kehidupan yang sulit, jawabannya (yang sekarang menjadi terkenal) adalah, “Jika Yesus Kristus memang adalah Allah, dan Ia mati bagiku, maka tak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk aku lakukan bagi-Nya.” CT Studd
Sebelum saya menyerahkan diri bagi Tuhan saya sempat bekerja di Jakarta. Awalnya saya ga tahu, kenapa ya saya harus kerja dulu kemudian baru menyerahkan diri bagi Tuhan dan masuk STT?Rupanya di dalam pergumulan akhir sebelum masuk STT, saya disadarkan, dan saya merasa di dalam perenungan pribadi Tuhan mengingatkan bahwa, “Des lu uda tau cari uang, cari karir, nanti jadi hamba Tuhan lu uda ga boleh cari itu semua ya.”
Namun apa yang saya pikir sudah saya tinggalkan, ternyata saya pun masih belum lulus ujian. Seringkali kalau orang tanya masa lalu saya, saya rindu menjelaskan lebih dalam, dan mau bilang, “ini gua nandes pernah kerja di perusahaan besar, dan hebat lo bisa ninggalin semua buat Tuhan.”
Saya tanpa sadar mulai ingin menjadi pusat dalam diri saya, saya mendapati diri saya senang dipuji dan dianggap hebat. Latar belakang saya yang sebelumnya masih saya agung-agungkan. Namun melalui perenungan ini saya diingatkan bahwa saya mulai ga tau diri, mulai jadi something dalam hidup ini. Saya lupa sebenarnya saya ini manusia yang hancur-hancuran hidupnya (begitu kotor dan kelam) tetapi Tuhan selamatkan dan Tuhan tolong untuk jadi anak Tuhan bahkan melayani Dia.
Saudara, kita hamba-hamba Tuhan, harta kita satu-satu-Nya hanya Tuhan. Seperti di dalam Ulangan 10:9: “Sebab itu suku Lewi tidak mempunyai bagian milik pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; Tuhanlah milik pusakanya, seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Allahmu.”
Saudara, kita sudah punya yang terbaik, kita sudah punya Tuhan yang akan terus memimpin, menuntun dan menolong pengenalan kita akan Dia. Inilah fokus sebagai Hamba Tuhan: Kenal Tuhan, Kenal Diri, Tau Diri. Amin.
Fernandes
Seminari Alkitab Asia Tenggara